Category Archives: Uncategorized

MP3. Sandiwara Radio – Tutur Tinular

Sandiwara Radio Tutur Tinular

Tutur tinular, jaman semana, jamansemana.com

Pada jamannya, sandiwara radio memiliki tempat khusus dihati masyarakat.  Salah satunya ketika sequel Tutur Tinular disiarkan oleh hampir semua radio swasta di Indonesia.  Ketika itu, boleh dikatakan setiap telinga mendengarkan cerita ini.

jamansemana

jamansemana.com

Kendati ketika itu saya tidak begitu tertarik dengan acara ini, tetapi setelah dua puluh lima tahun saat salah seorang teman saya membrikan file ini, saya merasa bahwa sandiwara radio ini jauh lebih baik dan lebih mendidik ketimbang film sejenis yang diangkat oleh beberapa televisi swasta sekarang ini.

Tutur Tinular jelas merupakan cerita carangan, tetapi tidak menyimpang jauh dari “induknya”.  Dengarlah betapa setting, tokoh (yang bukan tokoh utama, tentunya), dituliskan dengan runtut.  Penulis dengan sangat berhati-hati menyebutkn tahun saka maupun masehi ssuai dengan sejarah yang selama ini kita dengar.  Kedatangan utusan dari Mongolia, pelarian R Wijaya, terbunuhnya Tunggul Ametung dsb, ditulis runtut.  Dan yang lebih penting, penulis naskah tidak terjebak pada komersialisasi cerita demi mendapatkan pendengar yang sebagian besar muslim.

Dengarlah………………. J

“Kuberi nama pedang ini Naga Puspa. Selamatkan dia. Jangan sampai jatuh ketangan pendekar berwatak jahat.

“Heaaaaatttt…… yeeeeaaahh…..  lalu Deeerrrr

“Ohhh.. kakang Kamandanu, kau masih juga tidak percaya bahwa aku…. Aku mencintaimu,…..”

“Mei Shin, maafkan aku Mei Mhin… Mei Shin, Meiii Shiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnn………”

“Tutur Tinular…. Sebuah sandiwara radio serial, produksi Sanggar Cerita dan Sanggar Teater Prativi.  Sebuah kisah dengan  berlatarbelakang sejarah  runtuhnya Singasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.  Sandiwara ini didukung oleh pemain-pemain sandiwara radio yang sudah ternama. Ferry Fadly, Ivone Rose Dan Elly Ermawati

“…….lalu music

Cerita ini ditulis dan disusun oleh S. Tijab.  Teknik dan mountase dekerjakan oleh Rudi Tinangon dan Joko SP, Sutradara EWS Yuwono.  Kali ini mengetahkan episode dengan judul. Pelangi Diatas Kurawan

Bla…bla…bla….

Tutur Tinular terdiri atas beberapa epsode, yang masing-masing terdiri atas 30 seri.  Karena banyaknya file yang harus kami upload, maka file ini akan kami unggah secara bertahap.

Nah, sekedar untuk bernostalgia, jika anda ingin menikmati kembali kejayaan Sandiwara Radio, kami persilahkan untuk mengunduh.  Khusus untuk rekan aki-aki O. Terima Kasih Sharing filenya…..

Adapun serial Tutur Tinular adalah sebagai berikut:

  1. Pelangi di Atas Kurawan, seri 1-30 (bulan ke-1)
  2. Kisah dari Seberang Lautan, seri 31-60 (bulan ke-2)
  3. Daun-Daun Bersemi Lagi, seri 61-90 (bulan ke-3)
  4. Kemelut Cinta di Atas Noda, seri 91-120 (bulan ke-4)
  5. Perguruan Lopandak, seri 121-150 (bulan ke-5)
  6. Cahaya Fajar Menembus Hutan Tarik, seri 151-180 (bulan ke-6)
  7. Mata Air di Tanah Gersang, seri 181-210 (bulan ke-7)
  8. Angkara Murka Merajalela, seri 211-240 (bulan ke-8)
  9. Badai Mengamuk di Atas Kediri, seri 141-270 (bulan ke-9)
  10. Pemberontakan Ranggalawe, seri 271-300 (bulan ke-10)
  11. Mutiara Ilmu di Atas Batu, seri 301-330 (bulan ke-11)
  12. Nagapuspa Kresna, seri 331-360 (bulan ke-12)
  13. Geger Pedang Nagapuspa, seri 361-390 (bulan ke-13)
  14. Keris Mpu Gandring, seri 391-420 (bulan ke-14)
  15. Kisah Seorang Prajurit Pelarian, seri 421-450 (bulan ke-15)
  16. Pemberontakan Gajah Biru, seri 451-480 (bulan ke-16)
  17. Pendekar Syair Berdarah, seri 481-510 (bulan ke-17)
  18. Dendam Lama dari Kurawan, seri 511-540 (bulan ke-18)
  19. Keluarga Prabu Kertarajasa Jayawardhana, seri 541-570 (bulan ke-19)
  20. Golek Kayu Mandana, seri 571-600 (bulan ke-20)
  21. Pemberontakan Lembu Sora, seri 601-630 (bulan ke-21)
  22. Gelapnya Malam Tanpa Bintang, seri 631-660 (bulan ke-22)
  23. Wong Agung Turun Gunung, seri 661-690 (bulan ke-23)
  24. Mendung Bergulung di Atas Majapahit, seri 661-720 (bulan ke-24)

Kawruh Sepala – MENGEMBALIKAN DATA YANG TERHAPUS DARI MICRO DISK

Micro SD

Beberapa hari yang lalu, karena rendahnya pengetahuan saya dibidang computer, IT dan ponsel, saya harus menerima kenyataan data yang tersimpan di micro disk hp saya terhapus.  Tidak tanggung-tanggung, bukan cuma terhapus tetapi terformat begitu saja.  Padahal banyak data yang tersimpan disana, yang sebagian diantaranya tidak saya backup.

Grathul-grathul saya berusaha mengembalikan data tersebut, sampai saya menemukan sebuah software yang –bagi saya- sangat gampang mengaplikasikannya, hingga akhirnya, sim salabim, hamper semua data saya  bisa saya ketemukan kembali.  Cara ini ternyata juga bisa digunakan untuk sebagian besar removable disk (MMC. Microflash, flasdisk bahkan hardisk).  Saya menganggap ini sebagai “kawruh sepala”.

Tulisan ini saya tujukan bagi anda yang pengetahuan komputernya sama buruknya dengan saya.

  1. Unduh dulu perangkat lunak untuk merestore data, yang bernama testdisk-6.14-WIN disini
  2. Perangkat lunak ini bersifat portable sehingga anda tidak perlu menginstalnya di computer.  Tetapi, dari namanya, perangkat ini hanya bisa berjalan di OS Windows.
  3. Pasang removable disk (memory card, micro flash, mmc, flashdisk dsb) di computer dan pastikan sudah terdeteksi keberadaannya.Untitled
  4. Buka folder  testdisk-6.14-WIN dan anda akan di hadapkan pada jendela ini.test disk
  5.   Jika anda ingin mersetore foto, pilih ( double klik) photorec_win.  Jika anda ingin mengambalikan semua data pilih testdisk_win.
  6. Dengan keyboard arahkan pilihan anda ke removable disk yang anda inginkan.  Lalu enter, enter, enter…..fteesttry
  7. Setelah sampai halaman ini, tetapkan dimana anda akan menyimpan hasil restore, atau biarkan secara default di C.   Lalu tekan tombol C di keyboard.
  8. Lalu biarkan proses scanning berjalan.
  9. Setelah selesai, secara default hasil restore anda akan terseimpan di  C/user/testdisk.finish
  10. Jika tidak ketemu, cari di search, ketik testdisk

Selamat Mencoba

Kethoprak Mataram Seri Sudira, GOGOK WASIAT

Entah kenapa, saya jadi agak kurang bersemangat akhir-akhir ini.  Mungkin bertambahnya usia menjadikan otak saya yang berbahan kurang baik menjadi cepat bebal.  Tetapi, ponakan saya Dian Pramana masih menyisakan beberapa materi yang belum sempat saya unggah.  Kali ini saya ingin melanjutkan kisah Sutrisna – Waryanti yang merupakan sekuel dari cerita Manggalayuda Sudira.  Copy paste dari mas Dian Pratama tanpa editing samasekali:

GOGOK WASIAT

Oleh : Dian Pratama

Cover Gogok WasiatDengan pernikahan antara Sutrisna dan Waryanti, manggala Sudira merasa senang karenabertambahlah kekuatan Tanjung Anom. Belum saja percakapan tentang bertambahnya kekuatan itu selesai, datanglah Waryanti menghadap mertuanya untuk memohon diri pulang, kembali ke kadhipaten Hargapura karena akan dibunuh oleh suaminya, buntut dari meninggalnya adipati Wisraya dan kedua saudara Waryanti Widarba dan Widagda.

Sudira berusaha mencegah, tetapi Waryanti nekad lari. Baru saja Waryanti Keluar dari pesanggrahan,  datanglah Sutrisna dengan keris terhunus mencari Waryanti, Sudira marah terhadap Sutrisna, sampai-sampai Sutrisna akan dibunuh, untung dapat dicegah oleh Danawilapa, namun karena kesalahannya Sutrisna dijatuhi hukuman dipenjara.

Selanjutnya Sudira melanjutkan kewajibannya yaitu menakhlukan kadipaten Cakarbumi.  Dalam peperangan awal untuk menakhlukan Cakarbumi Tosidana dan Candrana terdesak danterpaksa mundur untuk memberikan laporan kepada manggalayuda Sudira bahwa musuh yangbernama ajar Candala mempunyai pusaka andalan “Gogok wasiat” yang dapat mengeluarkanapi besar sekali.

Atas saran Danawilapa Sutrisna dikeluarkan dari penjara dan diperintahkan untuk melawan musuh. Adipati Tapakkuda dan patih Gendrayuda menemui ajalnya melawan Sutrisna, akan tetapi Sutrisna terjebak masuk kedalam lautan api yang dikeluarkanoleh pusaka Gogok wasiat kepunyaan ajar Candala. Peristiwa ini menjadikan keprihatinankeluarga manggalayuda Sudira serta pangeran sepuh Danawilapa. Sudira bermaksud akanmemimpin langsung prajurit Tanjung Anom, namun Danawilapa mempunyai pendapat lain.

Selanjutnya bagaimanakan nasib Sutrisna yang terjebak dalam lautan api, berhasilkahditolong, dan siapakah yang akan menolong, silahkan mengikuti kisah berikut

  1. Gogok Wasiat 1a
  2. Gogok Wasiat 1b
  3. Gogok Wasiat 1c
  4. Gogok Wasiat 1d
  5. Gogok Wasiat 2a
  6. Gogok Wasiat 2b
  7. Gogok Wasiat 2c
  8. Gogok Wasiat 2d

Ki H Manteb Soedharsono – GADA INTEN

Wisanggeni, BambangBeberapa hari lalu, saya berkesempatan bertemu dengan tokoh-tokoh muda hebat berdedikasi tinggi dalam sebuah perhelatan yang terbilang “wingit” di Monumen Jaten Karanganyar.  Acara yang bertajuk Wisata Budaya itu dihadiri oleh pemerhati, pelaku dan pecinta wayang seluruh Indonesia dari berbagai kalangan dan profesi., yang tergabung dalam PSMS (Pecinta Sejati Manteb Soedharsono”oye”).

Dalam perbincangan singkat saya dengan Mas Nanang HP , Mas Gamblang dan beberapa rekan lain, terbukalah mata saya tentang apa yang disebut dengan “sanggit”.  Dan berbicara sanggit, masing-masing dalang memilikinya, tetapi menghubungkan sanggit dengan “pakem” sehingga ada benang merahnya, tidak banyak daalang yang mampu melakukannya.  Menurut mereka, Pak Manteb adalah satu dari yang sedikit itu.  Postingan kali ini saya peresembahkan khusus untuk insan berdedikasi tinggi, PSMS teriring salam hormat dan salut untuk mereka.

MantebMenyimak pekeliran Ki H Manteb Sudharsono, selalu saja ada yang baru.  Kendati merupakan lakon carangan, tetapi selelu ada benang merah dengan pakemnya.  Ini menjadikan “sanggit” Pak Manteb tersasa realistis.  Disamping itu, dialog yang dikembangkan terdengar “masuk akal” dan menarik unumtuk diikuti.  Dan yang tidak kalah penting adalah pengambilan judul yang merangsang rasa penasaran kita, seperti halnya yang saya posting saat ini, Gada Inten.

Diawali dari pendhapa agung Negara Astina, tidak seperti biasanya Prabu Duryudana yang pesimis bakal bisa menang di Perang Baratayudha.  Kali ini Duryudana dengan sangat realistis melihat kenyataan bahwa Kurawa Bisa memenangkan Baratayudha.  Bukan saja karena materi prajurit yang lebih lengkap, tetapi Jugga Dukungan Prabu Manikmaninten, Raja muda kerajaan Parangrukmiyang dengan sukarela akan membantu Kurawa.

Duryudana sengaja menggelar Sidang khusus dengan dihadiri banyak tokoh ini, karena beberapa waktu lalu dia menerima surat dari Amarta, bahwa Prabu Puntadewa akan mengirimkan dutu yang khusus membahas kembalinya Negara Astina kepada Pandawa.

Yang menjadi masalah Bagi Prabu Duryudana bukanlah bagaimana menjawab dan menghadapi pertanyaan Duta Pandhawa ini, tetapi tokoh yang akan mewakili Pendhawa.  Raja Astina pantas bergeming karena kali ini duta Pandhawa adalah Bambang Wisanggeni, putera Arjuna dengan Dewi Dresanala yang kita sem8ua sudah tahu bagaimana karakternya.

psms larutWisanggeni adalah satu dari sedikit Ksatria amarta yang mempersetankan unggah-ungguh.  Dia berpembawaan lugas, jujur, dan tanp0a basabasi, disamping –tentu saja- memiliki kesaktian yang luar biasa.  Itu artinya Cuma ada dua pilihan bagi Duryudana, menyerahkan astina atau ambil resiko melawan Wisanggeni.  Itulah sebabnya, maka kehadiran Prabu Manikmaninten sungguh merupakan harapan baru bagi Duryudana.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana Pak Mateb mengembangkan cerita yang hampir buntu ini?  Ya saya sebut buntu karena, dengan Wisanggeni diberikan ‘purbawasesa” untuk menyelesaikan gugatan Amarta atas  bumi Astina, sama saja dengan merebut Astina dari Prabu Duryudana.  Apa susahnya bagi Wisanggeni?  Tetapi berhasilkah dia?  Jawabnya pasti ; Tidak.  Tetapi bagaimana mungkin?  Itulah yang dinamakan “sanggit”

Nah untuk melihat “sanggit” pak Manteb dalam menempatkan tokoh sekelas Wisanggeni tidak berhasil menjadi duta pamungkas bagi Pendhawa, inilah jawabnya, Gada Inten.

  1. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 1a
  2. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 1b
  3. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 2a
  4. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 2b
  5. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 3a
  6. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 3b
  7. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 4a
  8. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 4b
  9. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 5a
  10. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 5b
  11. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 6a
  12. Ki H Manteb Soedarsono- Gada Inten 6b

Broken Link

Rekan-rekan pengunjung Jaman Semana, yang terhormat.

Sejak 5 bulan terakhir, karena sesuatu hal praktis saya tidak melakukan cek terhadap link-link yang putus, rusak , terpassword atau disuspend, sehingga mohon maaf apabila banyak diketemukan link tidak berfungsi. Tentu saja ini membuat anda tidak nyaman dan mungkin sangat jengkel.

Tiga hari ini saya mencoba untuk membenahi link yang rusak tersebut, tetapi karena terlalu  banyaknya, sehingga saya tidak tahu dari mana saya harus mulai.  Oleh karena itu, teriring permohonan maaf, saya mohon anda berkenan menyampaikan kepada kami melalui kolom komentar dibawah ini link yang mesti saya perbaiki.

Mohon maaf dan terima kasih untuk semua kepedulian anda.

Salam

Jaman Semana

Sejarah Singkat Kabupaten Sragen

SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

A. Pendahuluan
Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746 Tangal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kemudian hari menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono ke I, menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu pemerintahan lokal di Desa Pandak Karangnongko masuk tlatah Sukowati.

B. Proses & Kronologi
Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Paku Buwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintah yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala Bangsawam tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda.
Atas sikap adiknya tersebut Sunan PB II tidak tega kepada adiknya, tapi karena sudah berhutang budi kepada Kompeni, beliau memberi bekal berupa Tombak Pusaka Keraton “Kanjeng Kyai Pleret” dan uang secukupnya.

Dalam sejarah peperangan tersebut disebut peratag Mangkubumen (1746-1757). Dalam perjalanan perangnya Pangeran Mangubumi dengan pasukannya sampailah ke desa Pandak Karangnongko masuk tlatah Sukowati. Di desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak Desa Pandak Karangnongko dijadikan pusat pemerintahan Projo Sukowati dan beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat pemerintahan.
Karena secara geografis desa Pandak Karangnongko terletak di tepi Jalan Lintas tentara Kompeni Surakarta-Madiun, pusat pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian dipindah ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko. Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya serta memperkuat pasukannya dengan bahu membahu bersama saudaranya Raden Mas Said dan Adipati dari Grobogan yaitu KRT Martopuro dan beberapa kerabat yang bersimpati dengan perjuangan Pangeran Mangkubumi.
Pusat Pemerintahan Projo Sukowati yang ada di Desa Gcbang ini pun akhirnya tercium oleh Kompeni Belanda yang bekerja sama dengan Kasunanan dan akan mengadakan penyerangan ke desa Gebang. Pasukan Gabungan antara Kompeni dan Pasukan dari Keraton Surakarta tersebut dipimpin oleh Patih Pringgalaya (Patih dari PB II). Untung rencana tersebut diketahui oleh Petugas Sandi (Intetegent) dan Pangeran Sukowati. Dengan berbagai pertimbangan maka Pusat Pemerintahan akan dipindahkan ke Desa Jekawal.

Dalam proses boyongan dari Gebang ke Jekawal “(Tangen)” tersebut melewati suatu Padepokan yang dipimpin oleh seorang kyai, yakni Kyai Srenggi. Konon Kyai Srenggi ini adalah salah seorang Panglima Perang dari Sunan Amangkurat di Kartosuro, yang sebetulnya bernama asli Tumenggung Alap-Alap. Untuk menghilangkan jejak beliau berganti nama Kyai Srenggi.
Pada saat Pangeran Sukowati singgah di padepokan tersebut oleh Kyai Srenggi disuguhi Legen dan Polowijo. Pangeran Sukowati merasa sangat puas dan beliau bersabda bahwa tempat tersebut diberi nama “SRAGEN” dari kata “Pasarah Legen” dan Kyai Srenggi diberi sebutan Ki Ageng Srenggi. Setelah pusat Pemerintahan berada di Jekawal maka Raden Mas Said diambil menantu oleh Pangeran Mangkubumi/Pangeran Sukowati dikawinkan dengan putrinya bernama BRA Suminten.
Perlawanan Pasukan Pangeran Sukowati semakin kuat dan karena Kompeni merasa terdesak kemudian membuat siasat memecah belah dengan mangadakan Perjanjian Pelihan Negeri atau terkenal dengan Perjanjian Giyanti Tahun 1755 dimana Kerajaan Mataram dipecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Jogjakarta dengan mengangkat Pangeran Mangkubumi/Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono I.

Kemudian pada tahun I757 diadakan Perjanjian Salatiga dengan memecah Kasultanan Jogjakarta menjadi Kasultanan dan Paku Alaman serta Kasunanan Surakarta menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran, dimana Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegoro I dengan mendapat sebagian wilayah Kasunan (Wonogiri dan Karanganyar.)

Sejak Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengku Buwono VII dengan Hamengku Buwono V, daerah sukowati menjadi kurang terurus karena jauh dari pusat Pemerintahan Kasultanan Jogjakarta. Pada saat itu timbullah perlawanan pemberontakan dari Madiun dan Ponorogo yang ingin menguasai wilayah Sukowati dipimpin oleh Pangeran Ronggo Madiun. Untuk menanggulangi pemberontakan itu Raden Tumenggung Kartowiryo, salah seorang punggowo pasukan Pangeran Mangkubumi di tugasi untuk menghadapi kraman/pemberontakan tersebut. RT Kartowiryo berhasil menumpas pemberontakan Pangeran Ronggo Madiun, dan RT Kartowiryo diangkat sebagai Bupati Penamping (wilayah perbatasan) di wilayah.
Pada tangga 17 September 1830, terjadilah perjanjian antara Paku Buwono dengan Hamengku Buwono V, daerah Sukowati masuk wilayah Kasunanan Surakarta dan Gunug Kidul masuk wilayah Kasultanan Jogjakarta.

Dalam Suatu Pisowanan Agung di Keraton Kasunanan Surakarta KRT Kartowiryo dapat menyerahkan pusaka-pusaka keraton yang hilang saat perang pecinan di Kartosuro yang berupa :
~ Satu tombak “Kanjeng Kyai Lindu Pawon”
~ Satu Keris “Kanjeng Kyai Nogososro” dan satu keris pusaka milik KRT Kartowiryo sendiri.

Karena sangat bergembira mendapatkan kenbali pusaka-pusaka yang sudah lama hilang dan sebagai penghargaan atas jasa KRT Kartowiryo, maka sejak saat itu daerah Sukowati diserahkan kepada KRT Kartowiryo sebagai daerah “Perdikan”(daerah bebas pajak).
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktobcr 1840 dengan Surat Keputusan Sunan PB VII yaitu Serat Angger-angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen
Setelah KRT Kartowiryo wafat, kedudukannya sebagai Bupati Penamping digantikan oleh putra ke V yang nama kecilnya RM Sulomo. Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Resident Surakarta Baron de geer ditambah kekuasaannya yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen dan RM Sulomo yang diangkat menjadi Bupati Gunung Pulisi Sragen dengan nama KRT Sastrodipuro.

C. Sejarah Pemerintahan di Kabupaten Sragen Tahun 1871 – 1861
KRT Sastropuro menjabat sebagai Bupati Sragen Pertama

D. Tahun 186I-1903
KRT Wiryoprodjo (cucu KRT Kartowiryo) menjabat sebagat Bupati Sragen kedua

E. Tahun l903-1933
KMRT Panji Sumonegoro (cucu KRT Wiryodiprodjo) Menjabat Bupati Sragen sejak 1903 s/d 1933 Sunan Paku Buwono ke X dengan Rejkblaad No 23 tahun 1918 Kabupaten Gunung Polisi diubah menjadi Kabupaten Pangreh Projo sebagai daerah otonom yang melaksanakan Hukum dan Pemerintahan.

F. Tahun 1933-1939
Bupati Sragen dijabat oleh KRMAA Yudonegoro

G. Tahun 1939-1944
Bupati Sragen dijabat oleh KRMT MR. Wongsinagoro.

H. Tahun 1939-1944
Bupati Sragen dijabat oleh KRMT Darmonagoro. Setelah Proklamasi tahun 1945 di Sragen ada gerakan Masyarakat yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Kasunanan Surakarta dan bergabung dengan Pemerintah Republik Indonesia.keinginan masyarakat itu disalurkan lewat Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Sragen yang terbentuk pada bulan September 1945 dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : KMRTP Mangunagoro
Wakil Ketua : Suharni Kusumodirjo (cucu KRT Wiryodiprodjo)
Anggota 25 orang amtara lain :
– S. Mloyo Pranoto
– Indardjo
– Tjipto Pranoto

I. Keputusan KNI Daerah Sragen
1. Menyampaikan keinginan Rakyat sragen untuk melepaskan diri dari ikatan Swapraja Kepada Bupati Darmonagoro
2. Bila Darmonagoro bersedia, tetap diminta menjadi Bupati Sragen.
Bupati Darmonagoro tidak bersedia memenuhi permintaan KNI Daerah Sragen dengan alasan :
– Sebagai Abdi Dalem beliau harus tetap setia kepada raja.
– Sikap melepaskan diri itu bertentangan dengan Keputusan Pemerintah Kerajaan
– Maka sebagai jalan tengah Bupati Darmonagoro lebih baik menyingkir ke Solo
– Untuk mengisi kekosongan tersebut dibentuklah Dewan Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dan mengusulkan KMRT P Mangunnagoro sebagai Bupati Sragen.
Untuk menyatakan lepas dari ikatan Swapradja diadakan Rapat Umum di Halaman Gedung Kontrolir (Kantor Pemda sekarang) yang dihadiri oleh masa rakyat, organisasi perjuangan dan Lurah Desa seKabupeten Sragen pada tanggal 26 April 1946. dan mulai saat ini Kabupaten Sragen menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber : Surat Edaran Dari Bupati Tiap malam Syukuran Hari Jadi Sragen ke 266 tahun 2012

Dhalang Poer – Pejabat Nggedebus!

SIDHANGMU DUDU SIDHANGKU

Namanya Dalang Poer.  Entahlah, saya tidak tahu siapa nama lengkapnya.  Apakah Poerwanto, Poernomo, Poerwadi, atau Poer yang lain.  Gelar Dhalang  didepan namanyapun saya juga tidak bisa menjelaskan apakah memang dia seorang dhalang, atau profesi lain yang seirama dengan dalang, ataukah “paraban” karena kepintarannya mengolah gendhing dan musik serta mbabar lelakon sayapun juga tidak tahu.  Yang pasti, entah kenapa saya selalu tertarik dengan harya seniman yang satu ini.  Padahal, dengan pengetahuan music standard saja kita bisa tahu bahwa tidak ada yang istimewa dalam karya musiknya.

Mungkin kekuatan Mas Poer adalah pada kemampuannya mengartikulasikan sebuah lakon dalam syair lagu dengan cara yang ringan dan sederhana.  Bahkan lebih mendekati “guyon parikena”.  Oleh karenanya saya berusaha untuk bisa mengenal lebih dekat dengan sosok eksentrik ini.

Tak gampang tentunya mengenal sosok yang satu ini apalgi memasukkan nama saya dalam next list temannya.  Hal ini bukan karena beliau yang tertutup tetapi lebih karena minimnya refrensi saya tentang beliau ditunjang lemahnya pengetahuan saya tentang music dan ilmu-ilmu social.  Setelah gagal mendapatkan informasi dari google dan wekipedia, jelan sempit terbuka didepan saya.  Dia memiliki account di facebook.  Persetan dia menjawab sendiri atau diwakili asistennya, saya add untk masuk dalam list fiend saya.  Dengan bangga saya katakana pada anda, seniman nyentrik ini adalah teman saya.

Beberapa waktu yang lalu, saya mengunggah salah satu karyanya yang cukup familier diikalangan penggemar music campursari.  Meski tak seheboh Kreteg Nunengan, Kudu Misuh telah mengusik kesadaran saya, bahwa Mas Poer tengah bercerita tentang kenyataan hidup dengan cara yang paling sederhana disbanding seniman manapun.  Kegetiran hidup di ulas dengan cara lugas, tegas, ora nggagas, blas!!!  Belum lagi bosan dengan lagu itu, seorang teman memberikan sebuah video klip Dalang Poer berjudul Pejabat Nggedebus, Sidhangmu dudu Sidhangku.

Kali ini dia tidak lagi menyindir tetapi menohok.  Sayangnya kenyataan yang kita hadapi persis sama dengan apa yang ada di lagunya : “…… rakyat njerit kowe ora krungu………”  Begitulah.  Mereka bebal sehingga di kalangan local kendahati “mereka” juga jagong dan mendengarkan lagu itu pada acara hajata, tak tampak samasekali tertohok.  Mereka seakan tak mendengar atau memang tak mampu mendengar?  Budheg atau ndableg bagi saya sama saja.  Nuraninya tak mampu mencerna sebuah sindiran.  Kupingnya tak mampu mendengar teguran.  Hatinya telah berubah jadi batu.

Ah, biar mau berbusa-busa mulut kita membicarakan dia, hasilnya akan sama saja : “……………..Isine mung ndum-ndumen kursi, rebutan jatah wae!  Rumangsaku kowe kok mung rembugan butuhmu dhewe! Njur kepriye?”

Nikmati saja lagunya dan pastikan anda tidak milih dia lagi di pemilu nanti, meski dia janjikan pendidikan, kesehatan, sandang pangan dan papan gratis sekalipun.  Percayalah, paling-paling juga Nggedebus!

Untuk Mas Pur, Selamat berkarya!

SIDHANGMU DUDU SIDHANGKU

By : Dhalang Poer

Jare wakile rakyat, kudune betah tirakat
Yagene nalika rakyat melarat kowe malah nekad mupakat
Sapa sing ngongkon kowe rapat njaluk undhakan gaji
Sapa sing ngongkon kowe njaluk mobil dhinese kuwe
Sapa sing ngongkon kowe nggolek utangan luar negeri
Gumun meneh utang ora suda ning kok malah ndadi, dhuwite nyang ndi?
 
Apa lali jaman pemilu, kowe janji arep mikir aku
Nanging bareng wis oleh bangku, rakyat njerit kowe ora krungu
Apa bisu?
Lho….Malah turu! Katon Wagu! Kaya Aaaaku.
Hussh… Saru!!!
 
 
Agenda rapat digawe, nyang nyangan maneh isine
Kowe sing neng kana, kowe sing neng kene, rakyate among nyawang wae
Apa sing kok rembug eneng sidhang sing gedhe ragade?
Antarane putusan lan rakyat ra ana sambunge!
Isine mung ndum-ndumen kursi, rebutan jatah wae!
Rumangsaku kowe kok mung rembugan butuhmu dhewe! Njur kepriye?
 
Apa lali jaman pemilu, kowe janji arep mikir aku
Nanging bareng wis oleh bangku, rakyat njerit kowe ora krungu
Apa bisu?
Lho…Malah turu! Malah
Nesu….Katon Wagu!  Kaya Asu!!!!!
Huss… Saru!!!
Sidhang-sidhangmu susu sidhangku, dulur!
Rapat-rapatmu dudu rapatku.
Pasal-pasalmu dudu pasalku, dulur!
Kursi-kursimu mbiyen kursiku
Seneng-senengmu, sambat sebutku, dulur!
Sorak-sorakmu, lara laparku
Seneng-senengmu, sedhih tangisku, dulur!
Pesta-pestamu, ngelak luweku!
Janjine….janjine!
Mitro…. Nggedebus!

Bagi yang kesulitan download Youtube, silahkan melalui link berikut ini

Selamat Tahun Baru 1432 H

Dalam pengertian kosmos,  yang menjadikan sesuatu menjadi berbeda dan memiliki arti, adalah adanya ruang dan waktu.  Kemaren, sekarang dan besok  adalah konsep waktu yang paling sederhanan.  Sebenarnya apa sih bedanya?  Kemaren dimulai dengan pagi, siang, sore dan berakhir malam.  Juga hari ini dan (tentu) besok.  Untuk memudahkan batasan, perbadaan hari  ditandai negan kemaren, hari ini dan besok.  Nanti dan sekarang, sudah dan akan.  Hanya itu.

Terbayangkah oleh anda jika buan tidak dimulai januari tetapi dimulai dengan februari, kemudian april, kemudian agustas dan seterusnya. Atau hari dimulai rabu, kemudian jumat , lalu senin dan seterusnya.  Tidak ada bedanya.  Karena , semua itu hanyalah sebatas nama.  Yang membedakannya adalah karena dalam hitungan waktu ada sekarang, besok  dan ada nanti.

Seiring dengan pengetahuan manusia tentang angka dan hitungan, maka konsep watu menjadi lebih terinci.  Bukan hanya besok, sekarang dan nanti tetapi lebih pada penetuan hari, tanggal dan saatnya.  Dengan itu gambaran orang tentang waktu menjadi semakin spesifik.

Dalamrkerangka hitungan itu pula, tahun hijriyah telah memasuki hitungan ke 1432 sejak Hijrahnya Rasulluah Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.  Hari ini kita mengenang dan memperingati peristiwa besar itu sebagai Tahun baru Hijriyah.

Dalam tradisi orang Jawa, datangnya tahun baru menjadi hal yang istimewa karena rahun baru selalu di warnai dengan harapan baru untuk bisa hidup lebih baik dalam segala hal disbanding tahun yang lalu.  Perhitungan penanggalan jawa yang berbasis sama dengan hitungan hijriyah, yaitu berdasakan perputaran bulan (qomariyah) juga memasuki tahun baru (1 syura).

Terlepas dari segala perhitungan astronomi dan aspek irrasional tentang 1 syura, perkenankanlah kami mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah 1432 H.  Semoga ditahun yang baru ini Rahmad Allah senantiasa tercurah kepada kita, sebagaimana curahan rahmad yang diterima Rasulullah saat kepindahannnya ke Madinah.

Jaman Semana mengucapken terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada abangku Totok Sutamto, yang berkenan memberikan  illustrasi pada pstingan ini.

Barangkali hikmah Tahun baru juga apabila mulai hari ini semua file download Jaman Semana tidak lagi di password

Ini Indonesia, Bung….!!!

Sulit sekali saya harus memulai posting ini.  Disatu fihak, saya merasa malu harus mengupload file ini tanpa dituduh munafik. Difihak lain, keinginan untuk menunjukkan bahwa sesuatu yang hendak saya upload ini benar-benar ada dan terjadi di Indonesia.

Adalah seorang teman yenag memberikan file ini kepada saya beberpa hari yang lalu.  Semula saya menganggap file itu sebagai film esek-esek semata.  Tetapi setelah saya membukanya, Astaga!  Ini adalah sebuah potret, ini adalah sebuah reaklita dan ini adalah Indonesia.

Rekaman dengan durasi tak lebih dari 5 menit itu seakan bercerita panajng lebar tentang kenyataan pahit yang barangkali bisa menjadikan bahn renungan kita bersama.  Saya sangat yakin, anda tak akan timbul birahi hanya karena menyaksikan film yang nyaris masuk kategori prnografi.  Yang timbul pertama ketika menyaksikannya adalah (mungkin) rasa kasihan dan marah.  Kasihan pada si pemain, marah entah kepada siapa.  Mungkin, pemerintah, masyarakat atau bahkan diri kita sendiri.

Beberapa waktu berselang, kita dihebohkan oleh pemberitaan tentang tarian yang mengatasnamakan tradisi, yaitu cadoleng-doleng.  Isyu pornografi kemudian merebak seiring dengan beredarnya rekaman tarian itu di dunia maya.  Semua orang bebicara, semua orang berkomentar, semua orang peduli!

Bandingkan film yang berikut ini anda akan saksikan.  Cadoleng-doleng, bermain diatas panggung dan beberapa diantaranya bisa kita lihat contohnya di youtube (mungkin).  Tapi rekaman yang saya beri judul Astaga ini, tak mengatas namakan apapun kecuali sebuah kegetiran hidup.

Satu lagi kekhawatiran saya, yaitu kemungkinan anda enggan mendownload dan menyaksikan rekaman berikut dengan berbagai alasan.  Akan tetapi, jika saya boleh memohon maka saya akan memohon kepada anda untuk berkenan mendownload file saya ini.  Pastikan bahwa apa yang anda saksikan adalah sebuah realita yang terjadi hampir setiap hari dipinggiran Jakarta.

Sama seperti saya, andapun akan bertanya Bagaimana sikap Pemerintah? DPR? Tokoh Masyarakat? LSM?  Jika tak juga ada yang merespon, tak masalah juga karena, Ini Indonesia, Bung!!!!

Untuk catatan, sengaja saya tidak mengupload file ini di FB dengan berbagai pertimbangan.  Mohon Maaf……..

Download Lelakon Astaga!!!

Asal mula terjadinya Kabupaten Pati : Babad Pati – Yuyu Rumpung Krodha

Masih dari  Totok Sutamto. setelah lima lakon dia hadiahkan kepada kita para sutresna budaya.  Kini sebagai orang Pati dia share sebuah cerita sejarah tentang terjadinya kota Pati.  Referensinyapun diambil dari sumber yang layak dipercaya; Sejarah Kabupaten Pati.

Mewakili ekan rekan penggemar seni kethoprak pada umumnya, saya sampaikan usapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggiy atas dedikasi dan kepedulian Mas Totok  serta kesediaannya berbagi file dan pengetahuan.  Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi ibalan yang setimpal.

Satu lagi, kami semua masih menunggu kiriman / judul-judul yang lain.

Selamat menikmati.

ASAL MULA TERJADINYA KABUPATEN PATI (BABAD PATI): YUYU RUMPUNG KRODHA

oleh : Sutamto Totok

Pada suatu wilayah terdapatlah Kadipaten Paranggaruda punya hajat mengawinkan putera satu-satunya yang bernama R. Jaseri atau lebih terkenal dengan sebutan Menak Jasari dengan putri Adipati Carangsoko bernama Dewi Ruyung Wulan. Menak Jasari adalah pemuda yang fisiknya cacat, dan berwajah jelek. Hingga membuat Dewi Ruyung Wulan menolak untuk didekatinya. Namun karena paksaan orang tua maka mau tidak mau Dewi Ruyung Wulan harus menerima R. Jaseri sebagai suaminya.

Pesta perkawinan telah berlangsung, Dewi Ruyung Wulan yang sedang bersedih, ia meminta pestanya harus diadakan pagelaran wayang yang dimeriahkan wayang purwo (wayang kulit) dengan dalang Ki Soponyono yang sangat terkenal sebagai dalang yang mampu membawakan beberapa karakter tokoh yang ada dalam cerita Mahabarata dan Ramayana sehingga banyak penonton yang terbius seolah cerita itu hidup.

Dalang Sapanyono kebingungan atas permintaan yang diajukan oleh Dewi Ruyung Wulan, namun Hal ini hanyalah merupakan taktik dari Dewi untuk mengulur-ulur pernikahan. Dan agar pernikahan ini dapat diggagalkan sebab sebetulnya ia tidak mencintai R. Jasari calon suaminnya. Pernikhan yang tidak dilandasi cinta akan menyakitkan dan dapat melemahkan semangat untuk hidup berumah tangga.

Ia berpesan kepada Dalang Saponyono untuk mencari cerita pewayangan yang mirip dengan cerita kisah sedihnya. Biar semua orang tahu rintihan hati Dewi Ruyung Wulan. Read the rest of this entry